Peran Gender dalam Pendidikan Anak-anak di Indonesia memegang peranan penting dalam pembentukan karakter anak-anak. Gender bukan hanya sekedar perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan, namun juga merupakan konstruksi sosial yang memengaruhi cara anak-anak belajar, berperilaku, dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
Menurut Rizal Ahmad, seorang ahli pendidikan dari Universitas Indonesia, “Peran gender dalam pendidikan anak-anak tidak boleh diabaikan. Anak-anak perlu diberikan pemahaman yang benar tentang perbedaan gender agar mereka dapat tumbuh menjadi individu yang memiliki kesadaran gender yang seimbang.”
Dalam konteks pendidikan di Indonesia, peran gender seringkali diabaikan. Banyak sekolah masih memperlakukan anak-anak berdasarkan stereotip gender yang kaku, seperti menganggap bahwa anak laki-laki lebih cocok untuk belajar matematika dan sains, sedangkan anak perempuan lebih cocok untuk belajar seni dan bahasa.
Menurut Farida Nurhayati, seorang aktivis pendidikan gender, “Pendidikan yang mengabaikan peran gender dapat menyebabkan ketidakadilan dan diskriminasi terhadap anak-anak. Hal ini dapat menghambat perkembangan potensi anak-anak dan menghambat tercapainya kesetaraan gender di masyarakat.”
Untuk mengatasi masalah ini, perlu adanya perubahan dalam sistem pendidikan di Indonesia. Guru-guru perlu dilatih untuk memahami pentingnya peran gender dalam pendidikan anak-anak dan menghindari perilaku diskriminatif. Selain itu, kurikulum juga perlu disusun sedemikian rupa agar mencakup pendidikan gender yang menyeluruh.
Dengan memperhatikan peran gender dalam pendidikan anak-anak, diharapkan dapat tercipta lingkungan pendidikan yang inklusif dan menghormati keberagaman gender. Sehingga, anak-anak dapat tumbuh dan berkembang menjadi individu yang memiliki kesadaran gender yang seimbang dan siap bersaing di era globalisasi ini.